Selasa, 29 November 2016

Makalah Tentang Menurunya semangat belajar peserta didik



TUGAS INDIVIDU
MENURUNNYA MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK
Makalah Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Mata Kuliah
Survey Permasalahan BK yang diampu Oleh Dosen Pengampu Bapak Bekti Satriadi,M.Pd








Disusun Oleh: 
Neni sofiani    14130023



Program study Bimbingan Konseling
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2016

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmad dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Survey Permasalahan BK dengan judul “MENURUNNYA MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK’’.
Dalam menyelesaikan makalah ini, kami telah berusaha untuk mencapai hasil yang maksimum, tetapi dengan keterbatasan wawasan, pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang kami miliki, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan kemudahan dalam menyusun makalah ini.
1.  Bapak Bekti satriadi, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Survey permasalahan BK
2.  teman-teman yang telah bekerja sama dalam pembuatan makalah ini.
Selanjutnya penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Apabila banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan dan keterbatasan materi penulis mohon maaf sebesar-besarnya. Semoga makalah ini bermanfaat dan berguna bagi pembaca.

Wassalammualaikum Wr. Wb.

Metro, 05 Oktober 2016

Penulis,




                                                                  
BAB I
PENDAHULUAN

Belajar adalah usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan atau menguasai suatu ilmu pengetahuan. Menurut Rahyubi (2012: 3), belajar memiliki arti dasar akan adanya aktifitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu. Belajar merupakan segenap rangkaian kegiatan atau aktifitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indera dan pengalamannya.
Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah minat belajar siswa. Susanto (2013: 66) mengatakan, “minat merupakan suatu kekuatan motivasi yang menyebabkan seseorang memusatkan perhatian terhadap sesuatu atau kegiatan tertentu”. Dengan demikian minat menjadi faktor yang sangat penting untuk membuat siswa perhatian, fokus dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Tinggi rendahnya minat siswa terhadap suatu proses pembelajaran tentulah akan mempengaruhi hasil belajar siswa pada pelajaran tersebut. Menurut Uno dan Muhammad (2011: 250), bakat dan minat siswa berpengaruh terhadap prestasi siswa pada mata pelajaran tertentu.

















BAB II
PEMBAHASAN

A.     Definisi Minat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 957), minat berarti “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan”. Sriyanti (2009: 8), mengemukakan minat merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan dan berbuat sesuatu. Syah (2010: 152) juga mengungkapkan bahwa minat itu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Susanto (2013: 57-58) berpendapat bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang terhadap suatu objek, biasanya disertai dengan perasaan senang karena merasa memiliki kepentingan terhadap sesuatu itu. Minat menurut (Kartawidjaja, 1987: 183) adalah kesediaan jiwa yang sifatnya aktif untuk menerima sesuatu dari luar.
Minat merupakan dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara efektif, sehingga menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan, dan mendatangkan kepuasan diri. Menurut Sardiman (2012: 40) minat dipengaruhi oleh dua hal, yaitu: mengetahui apa yang akan dipelajari dan memahami mengapa hal tersebut patut untuk dipelajari.
Dengan demikian, minat sangat berhubungan dengan sesuatu yang menarik, menyenangkan, juga berhubungan dengan kepentingan atau kebutuhan hingga sesuatu yang dapat memberikan kepuasan pada diri seseorang. Jika hal-hal tersebut mengalami penurunan atau pengurangan, maka tentunya akan berefek pula kepada menurunnya minat seseorang.
Menurut Sabri (2007: 85), minat dalam belajar memiliki fungsi sebagai berikut:
1.      Sebagai kekuatan yang akan mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat kepada suatu pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar
2.      Pendorong siswa untuk berbuat dalam mencapai tujuan
3.      Penentu arah perbuatan siswa yakni kearah tujua yang hendak dicapai
4.      Penseleksi perbuatan, sehingga perbuatan siswa yang mempunyai minat akan senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin dicapai.

B.     Angka kejadian
Banyak tidaknya angka kejadian kurangnya minat belajar persertadidik itu tergantung pada kepekaan dari guru bk terhadap peserta didiknya. Semakin guru bk dan guru kelas tidak memperhatikan peserta didik nya maka semakin banyak pula minat belajar peserta didiknya. Jadi gudru bk dan guru kelas harus berkolaborasi satu dengan yang lain agar dalam proses pelayananya dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

C.    Penyebab kurangnya minat belajar peserta didik
Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingakah laku. Belajar sangat penting dalam kehidupan setiap individu terutama sebagai siswa. Namun belajar tidak selalu menyenangkan bagi beberapa siswa. Belajar hanyalah sebuah tuntutan yang memaksa, karena harus membaca berates-ratusan buku. Padahal apabila diteliti lebih dalam belajar bukan hanya dengan membaca buku tapi dapat belajar dengan metode lain dan memperoleh informasi dari orang lain. Karena minat belajar siswa yang rendah, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi :
1.      Terlalu Mengandalkan Teman.
Seorang siswa malas belajar karena memiliki teman yang lebih pintar darinya untuk diandalkan, baik untuk mengerjakan PR maupun saat mengerjakan soal terutama pada saat ujian berlangsung siswa berusaha meminta contekan pada siswa yang lebih pintar, dengan bersikap baik pada siswa yang pintar, bisa juga bersikap memaksa kepadanya agar siswa pintar memberikan jawaban yang benar dan siswa yang mencontek memperoleh nilai yang tinggi.
2.      Pengaruh HP
HP juga berpengaruh pada malasnya siswa untuk belajar karena waktu yang seharusnya siswa gunakan untuk belajar membaca buku, atau pun menyelesaikan tugas sekolah jadi terbuang sia-sia tidak ada gunanya. Karena siswa smssan dengan temannya. Saat siswa ingin membaca atau mengulangi pelajarannya, nada dering HP selalu mengganggu siswa saat belajar, dan membuat malas siswa untuk melanjut kan belajar.
3.      Acara Televisi Yang Menarik
Acara televisi yang ditayangkan pada jam-jam belajar dapat mempentgaruhi siswa untuk menontonnya dalam jangka waktu yang lama karena ada perasaan apabila tidak menonton acara tersebut akan tertinggal informasi. Akibatnya siswa lebih memilih menonton televisi dan menunda waktu belajarnya.

4.      Kurang Suka Pada Mata PelajaranTertentu.
Kurang sukanya siswa pada mata pelajaran tertentu menyebabkan siswa malas untuk belajar dan 85% siswa tidak menyukai pelajaran yang menuntut mereka untuk menghitung, seperti matematika, fisika, kimia, dll. Sehingga ketika siswa mengerjakan soal yang terdapat soal berhitung mereka langsung pusing tanpa harus mencoba terlebih dahulu.
5.      Pacaran
Pacaran merupakan suatu budaya yang tidak lepas dari kehidupan anak remaja, ketika mereka menginjak SMA, aktivitas mereka berubah, dari senang belajar menjadi senang pacaran dengan sang pacar, smssan bahkan telfonan hingga larut malam. Kesenangan yang diperoleh dengan sang pacar membuat siswa lupa akan kewajiabannya untuk bersusah di masa sekarang dan senang dimasa yang akan datang. Secara tidak sadar kebiasaan pacaran yang mereka lakukan perlahan dapat menghancurkan masa depan siswa tersebut.

6.      Kurangnya Pengawasan Dari Orang Tua.
Kurangnya pengawasan dari orang tua juga merupakan factor rendahnya minat belajar siswa, karena kesibukan kedua orang tua terhadap pekerjaannya membuat orang tua tidak peka bahkan tidak peduli kepada aktivitas yang dilakukan oleh anaknya. Jadi orang tua tidak tahu apakah anaknya sudah belajar atau tidak yang orang tahu hanyalah anaknya masih rajin ke sekolah.

7.      Pengaruh Teman untuk bermain
Teman adalah proses pembuntukan kepribadian anak setelah keluarga. Maka dari itu harus pintar memilih pergaulan yang baik bagi diri mereka. Bukan berarti bersikap Diskriminan kepada teman,tetapi pergaulan yang baik itu juga memiliki dampak positif bagi siswa. Apabila siswa bergaul dengan teman yang selalu membujuk untuk santai dan bersenang senang tanpa harus memikirkan pendidikan yang akan berdampak buruk bagi masa depannya dan membuat siswa malas belajar ketika sudah terpengaruh dan salah pergaulan.

D.    Tahap-tahap / Perkembangan / Proses kejadian
Minat siswa terhadap pelajaran merupakan kekuatan yang akan mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat (sikapnya senang) terhadap suatu pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar, berbeda sekali dengan siswa yang sikapnya hanya menerima kepada pelajaran. Mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk bisa terus tekun karena tidak memiliki faktor pendorongnya.
Minat juga sebagai salah satu faktor internal mempunyai peranan dalam menunjang prestasi belajar siswa, siswa yang tidak berminat terhadap bahan pelajaran akan menunjukkan sikap yang kurang simpatik, malas dan tidak bergairah mengikuti proses belajar mengajar.
Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Umpamanya, seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap matematika akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan (Syah, 2010: 152).   Beberapa indikator yang dapat kita amati saat siswa sedang memiliki minat pada suatu pelajaran, antara lain:
a.         mengikuti pelajaran pada jadwalnya
b.         hadir tepat waktu, tidak ingin terlambat saat belajar
c.         membawa peralatan belajar dengan lengkap, alat tulis, buku cetak dan buku catatan
d.        mencatat materi pelajaran dengan lengkap
e.         memperhatikan dengan seksama jika guru menerangkan
f.          memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terlihat dari antusiasnya saat mengikuti pelajaran dan bertanya
g.         menjawab pertanyaan dengan mudah
h.         mengerjakan latihan dan tugas dengan semangat
i.           sedih apabila guru terlambat masuk mengajar atau tidak masuk
j.           memperkaya bahan dengan meminjam buku terkait pelajaran di perpustakaan
k.         selalu membaca bahan pelajaran walau diluar jadwal pelajaran

E.     Ciri-Ciri / Karakteristik kurangnya minat belajar
Ada beberapa hal ciri-ciri / karakteristik kurangnya minat belajar peserta didik antara lain :
1.      Suka duduk dibelakang.
2.      Jarang masuk sekolah.
3.      Kalau lagi ada jam pelajaran suka ijin ke toilet.
4.      Suka ngobrol.
5.      Suka mainan handphone.
6.      Kadang-kadang tidur dikelas.
7.      Sering tidak mengerjakan tugas.
F.      Dampak  lebih lanjut bila masalahnya tidak di atasi
Generasi muda adalah generasi penerus bangsa,Generasi yang menentukan masa depan bangsa,bagaimana selanjutnya kehidupan Negara indonesia ditangan generasi muda nanti. Generasi muda harusnya mengisi masa mudanya dengan gemar membaca dan maningkatkan keinginan untuk belajar,belajar,dan terus belajar untuk menggapai cita-cita dan menjadikan kita Negara berkembang menjadi negara maju.
Tapi moral generasi muda dan malasnya generasi muda menyebabkan banyaknya pertanyaan yang tergambar yaitu,"bagaimana nasib negara indonesia di tangan generasi yang tidak perduli dengan nasib masa depannya sendiri?",sementara keinginan membaca dan belajar mereka masih sangat rendah. Sikap generasi muda yang seperti itu menyebabkan dampak negatif bagi Negara diantaranya :
1. Terhambatnya kemajuan dari suatu negara.
2. Tidak menciptakan masyarakat yang cerdas.
3. Banyaknya pengangguran,kemiskinan,dan masalah sosial lainnya.

Dari dampak yang disebabkan oleh rendahnya minat belajar,itu semua dapat mengancam kemajuan negara. Namun,masih ada generasi muda yang peduli akan kemajuan negara dengan selalu membaca dan belajar untuk meningkatkan prestasinya dan membantu negara indonesia menjadi negara maju. Merekalah yang akan menentukan nasib negara, dengan kecerdasan dan kemampuan yang mereka miliki.

G.    Kerugian kurangnya minat belajar
Kerugian itu terhadap individu itu sendiri antara lain :
1.      Tidak naik kelas
2.      Tidak bisa mengerjakan soal-soal
3.      Dapat di kucilkan oleh teman
4.      Bahkan kalau sudah lulus sekolah sulit untuk mendapatkan pekerjaan, dll.

H.    Upaya Mengatasinya Rendahnya Minat Belajar Siswa
Banyak dampak positif yang diperoleh dalam meningkatkan minat belajar pada siswa, dampak tersebut bisa untuk dirinya sendiri, orang lain, bangsa maupun negara. Dan hancur nasib bangsa apabila nantinya dipimpin oleh pemimpin yang tidak cerdas dan hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa harus memperdulikan nasib rakyatnya. Maka dari itu untuk mengurangi dan mencegah hal itu terjadi, ada berapa cara yang bisa dilakukan dalam menghadapi rendahnya minat belajar pada siswa.
1.      Membiasakan untuk disiplin dalam berbagai hal.
Disiplin sangat sulit dilakuakan oleh setiap orang, hampir seluruh orang di indonesia tidak bisa melakukan sesuatu dengan tepat waktu. Terutama siswa yang selalu saja menunda waktu untuk belajar sehingga siswa tidak menyelesaikan tugasnya dengan tepat waktu seperti pepatah yang sering di dengar “ Time Is Money “ jadi sebisanya berperilaku disiplin terutama disiplin dalam belajar agar tidak malas untuk belajar.
2.      Memilih cara dan metode belajar.
Metode belajar yang baik tidak akan membuat siswa malas belajar. Banyak metode belajar yang dapat digunakan agar tidak bosan, dan belajar bukan hanya dari buku, tapi bisa membaca resensi lain seperti browsing di internet, mencari informasi dari teman, belajar bersama demi menciptakan suatu metode belajar yang tidak membebankan pada siswa.
3.      Menyukai semua mata pelajaran.
Dengan menyukai semua mata pelajaran yang ada tidak akan membuat beban kepada siswa sehingga belajar merupakan sesuatu yang ringan dan harus selalu dilakukan bagi setiap siswa. apabila menghitung merupakan pelajaran yang sulit untuk di mengerti, maka lebih banyaklah berlatih untuk menghitung dengan meminta bantuan kepada orang tua, guru, bahkan teman yang kalian anggap mampu dalam membantu kalian saat mengerjakan soal berhitung,

I.       Peran Guru dalam Meningkatkan Minat Siswa dalam Pembelajaran.
Seseorang akan berhasil dalam belajar, jika pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar (Sardiman, 2012). Begitu pentingnya minat belajar ini, maka guru perlu mewujudkan suasana pembelajaran yang dapat merangsang minat siswa (Uno dan Muhammad, 2011). Oleh sebab itu, guru perlu merancang sebuah pembelajaran yang menarik, menyenangkan serta dapat mengaitkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa sehingga pelajaran menjadi bermakna dan terasa manfaatnya oleh siswa, semua itu dilakukan demi memunculkan minat siswa terhadap pelajaran yang akan dipelajarinya dengan harapan mampu meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa.
Minat merupakan faktor psikologis yang akan mempengaruhi belajar. Minat yang dapat menunjang belajar adalah minat kepada bahan/mata pelajaran dan kepada guru yang mengajarnya. Apabila siswa tidak berminat kepada bahan/mata pelajaran juga kepada gurunya, maka siswa tidak akan mau belajar. Oleh karena itu, guru harus memberi motivasi agar siswa mau belajar dan memperhatikan pelajaran. Guru perlu sekali mengenal minat-minat muridnya, karena itu penting bagi guru untuk memilih bahan pelajaran, merencanakan pengalaman-pengalaman belajar, menuntun mereka ke arah pengetahuan, dan untuk mendorong motivasi belajar mereka (Hamalik, 2008: 105).
Hal yang harus dimiliki oleh seorang guru sebelum meningkatkan minat siswa adalah meningkatkan minat dan antusias pada diri guru itu sendiri. Menurut Hamalik (2008: 164), motivasi itu mudah sekali menjalar atau tersebar kepada orang lain. Guru yang berminat tinggi dan antusias akan menghasilkan murid-murid yang juga berminat tinggi dan antusias pula. Demikian pula dengan murid yang antusias akan mendorong motivasi murid-murid lainnya.
   J. Beberapa faktor dapat menjadi penyebab meningkat atau menurunnya minat      siswa terhadap pelajaran tertentu, diantaranya adalah:
1.      Persepsi siswa terhadap pelajaran
Persepsi yang salah terhadap pelajaran akan membuat siswa malas untuk mempelajari suatu materi pelajaran. Sebagai contoh: pandangan siswa terhadap pelajaran matematika sebagai mata pelajaran yang sulit, atau pelajaran IPS merupakan pelajaran yang membosankan tentunya akan menyebabkan siswa menjadi malas untuk mempelajari pelajaran-pelajaran tersebut. Sebaliknya, persepsi positif terhadap suatu pelajaran dengan menganggap pelajaran tertentu sebagai pelajaran yang mengasyikkan dan menantang akan membuat siswa menjadi bersemangat untuk lebih giat belajar.
2.      Kondisi Fisik dan Psikis siswa
Kondisi fisik atau jasmani siswa saat mengikuti pembelajaran sangat berpengaruh terhadap minat dan aktivitas belajarnya. Faktor kesehatan badan, seperti kesehatan yang prima dan tidak dalam keadaan sakit atau lelah, akan sangat membantu dalam memusatkan perhatian terhadap pelajaran. Tidak hanya kesehatan fisik, namun juga psikis. Banyaknya beban pikiran dan masalah yang dihadapi oleh siswa akan sangat mengganggu konsentrasi dan perhatian siswa saat mengikuti pembelajaran. Apalagi pada beberapa pelajaran yang memerlukan kegiatan mental yang tinggi dan menuntut banyak perhatian dengan pikiran yang jernih.
3.      Hubungan Guru dan Murid
Minat yang dapat menunjang belajar adalah minat kepada bahan/mata pelajaran dan kepada guru yang mengajarnya (Sabri, 2007: 84). Apabila siswa tidak berminat kepada bahan/mata pelajaran atau juga kepada gurunya, maka siswa tidak akan bersemangat belajar. Hubungan yang positif antara siswa dan guru akan sangat menentukan kelancaran komunikasi diantara keduanya. Saat siswa tidak menyukai guru tertentu, secara tidak langsung siswa juga tidak akan menyukai pelajaran yang disampaikan oleh guru tersebut. Sebaliknya saat siswa menyukai guru tertentu, juga akan membuat siswa tertarik terhadap apa yang disampaikan oleh guru saat belajar dikelas.
4.      Metode dan Gaya Mengajar Guru
Suasana belajar yang ditampilkan oleh guru saat mengajar akan mempengaruhi mood peserta didik. Suasana monoton dan membosankan akan membuat siswa tidak bersemangat mengikuti pembelejaran, sebaliknya suasanya yang menarik, menyenangkan dan bergairah akan meningkatkan aktifitas dan perhatian siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Kartawidjaja (1987: 185), perasaan senang akan menimbulkan sikap positif dan akan menumbuhkan minat, sebaliknya perasaan tidak senang akan menimbulkan sikap negatif dan tidak menumbuhkan minat.
5.      Keterkaitan Materi Pelajaran dengan Kehidupan Siswa
         Selain hal-hal yang menarik dan menyenangkan, minat juga berhubungan dengan kepentingan atau kebutuhan seseorang terhadap sesuatu. Oleh sebab itu, keterkaitan materi pelajaran terhadap kebutuhan dan kehidupan sehari-hari siswa akan mempengaruhi perhatian dan minat siswa untuk mempelajarinya. Setiap guru hendaklah mampu membawa pelajaran yang diajarkan dekat dengan kehidupan sehari-hari dengan menggunakan contoh nyata dalam kehidupan. Dapat juga guru menggunakan fenomena kehidupan yang ada, kemudian membahasnya dari sudut pandang pelajaran yang akan dipelajari.

6.      Reinforcement (penguatan)
Setiap orang selalu membutuhkan dorongan dan penguatan untuk terus berprestasi. Minat dan motivasi bisa saja menurun pada kondisi-kondisi tertentu. Kemampuan seorang guru dalam memberikan penguatan saat motivasi siswa menurun akan mempengaruhi “stamina” siswa untuk terus berusaha dan berprestasi. Sebaliknya, prestasi sekecil apapun perlu diberikan apresiasi yang positif sebagai bentuk penghargaan atas usaha yang telah dilakukan oleh peserta didik. Setiap siswa memiliki kecepatan belajar yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya, dengan demikian kemajuan belajar siswa pun akan berbeda-beda. Apresiasi terhadap kemajuan belajar setiap siswa walaupun terjadi sedikit kemajuan, akan memperbesar energi motivasi dalam diri siswa untuk semakin meningkatkan prestasi belajarnya.
 

















BAB III
KESIMPULAN
Minat siswa terhadap suatu pelajaran mempengaruhi tingkat aktifitas dan prestasi belajar siswa, Belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat, Minat berhubungan dengan sesuatu yang menarik, menyenangkan dan kebutuhan seseorang. Dan untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar, hendaknya setiap guru mampu menampilkan pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan bermakna dengan metode mengajar yang bervariasi
Oleh karena itu sebelum anak terlanjur mendapat nilai yang tidak memuaskan dan membuat malu orangtua, hendaknya orangtua segera menyelidiki dan memperhatikan minat belajar anak. Selain itu, menumbuhkan inisiatif belajar mandiri pada anak, menanamkan kesadaran serta tanggung jawab selaku pelajar pada anak merupakan hal lain yang bermanfaat jangka panjang.













DAFTAR PUSTAKA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar