ITP (Inventori
Tugas Perkembangan)
Nama : NENI
SOFIANI (Npm : 14130023)
Bimbingan dan
Konseling
Ringkasan
Inventori Tugas Perkembangan (ITP) merupakan
instrument yang disunakan untuk memeahami tingkat perkembangan individu,
dikembangkan oleh tim pengembang sari Universitas pendidikan indonesia (Sunaryo
Kartadinata,dkk). Penyusunan itp dimaksudkan untuk menunjang kegiatan bimbingan
dan konseling di sekolah. Instrumen ini di susun dalam bentuk empat buku
inventori, masing-masing untuk memahami perkembangan peserta didik di tingkat
SD, SLTP, SLTA, dan perguruan tinggi.
Kata Kunci :
Inventori tugas perkembangan (ITP)
Pendahuluan
Inventori Tugas Perkembangan (ITP) merupakan instrumen yang digunakan untuk memahami tingkat individu. Instrumen
ini dikembangkan oleh Tim pengembang
dari Universitas Pendidikan Indonesia (Sunaryo Kartadinat,dkk.). Penyusunannya
dimaksudkan untuk menunjang kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.ITP
disusun dalam bentuk empak buku inventori, masingmasing untuk memahami perkembangan
peserta didik di tingkat SD, SLTP, SLTA, dan perguruan tinggi.
Dengan mengetahui tingkat pencapaian perkembangan siswa, diharapkan konselor
memiliki kesadaran bahwa program dan bimbingan dan konseling di sekolah harus berdasarkan
pada kebutuhan dan perkembangan siswa. Pengembangan
instrumen mengacu pada teori perkembangan diri dari
Loevinger yang terdiri dari tujuh tingkatan (Lee Knefelkamp, et.al., 1978 dan
Blocher, 1987 dalam Sunaryo Kartadinata, dkk., 2003).
Inventori
Tugas Perkembangan telah diujicobakan kepada 336 siswa SD. 323 siswa SLTP, 313 siswa SLTA,
dan 219 mahasiswa. Hasil sementara menunjukkan tingkat
reliabilitas dan validitas pada tingkat sedang.Hasil uji coba menunjukkan bahwa
makin tinggi tingkat konsistensi
peserta didik dalam menjawab, makin tinggi tingkat realibitasnya.Apabila dilihat dari homogenitas peserta didik yang mengerjakan ITP, maka makin homogen, reliabilitasnya
semakin rendah. Artinya bila ITP
diadministrasikan pada kelompok heterogen dan peserta mengerjakan dengan sungguh-sungguh, tingkat reliabilitas ITP akan
tinggi.
Metode
Dengan menggunakan metode asesmen teknik non
tes, Maka untuk memudahkan konselor mengembangkan program bimbinan dan
konseling disekolah, dilakukan penelitian lanjutan mengenai pengembangan
perangkat lunak ATP siswa. ATP ini lah salah satu dari aplikasi tekhnologi
inormasi dalam assesmen BK. Proses penelitian ini diawali dengan penyusunan
instrumen, yaitu ITP (Inventori tugas perkembangan) sebagai upaya untuk
melakukan need assesmen.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Inventori Tugas Perkembangan
(ITP)
Inventori Tugas
Perkembangan
(ITP) merupakan instrumen yang digunakan untuk memahami tingkat individu. Instrumen ini dikembangkan oleh Tim pengembang
dari Universitas Pendidikan Indonesia (Sunaryo Kartadinat,dkk.).
Penyusunannya dimaksudkan untuk menunjang kegiatan
bimbingan dan konseling di sekolah.ITP disusun dalam bentuk empak buku
inventori, masing- masing untuk memahami
perkembangan peserta didik di tingkat SD, SLTP, SLTA, dan perguruan tinggi.
Tingkatan tersebut dimulai dari pra-sosial, yaitu tingkatan dimana
individu belum mampu membedakan diri dengan lingkungan.Tingkatan terakhir,
integrated, merupakan tingkatan yang jarang dicapai oleh orang kebanyakan. Oleh
karena itu, bangun tingkatan perkembangan dalam ITP terdiri atas tujuh
tingkatan, yaitu :
1.
Tingkat implusif
Memiliki ciri-ciri memilikiidentitas
diri sebagai bagian yang terpisah dari orang lain. pola perilaku menuntut
dan bergantung pada lingkungansebagai sumber ganjaran dan
hukuman, serta berorientasi sekarang (tidak berorientasi pada masa lalu atau
masa depan). Individu tidak menempatkan diri sebagai faktor penyebab perilaku.
2.
Tingkat perlindungan diri
Memiliki ciri-ciri peduli terhadap kontroldan
keuntungan yang dapat diperoleh dari berhubungan dengan orang lain. Mengikuti
aturan secara oportunistik dan hedonistik (prinsip menyenangkan
diri).Berpikir tidak logis dan stereotip.Cenderung melihat
kehidupan sebagai “zero-sum game”. Cenderung menyalahkan dan mencela orang lain
dengan lingkungan.
3.
Tingkat konformistik
Memiliki ciri-ciri yang meliputi :
1.
Peduli terhadap penampilan diri dan penerimaan sosial,
2.
Cenderung berpikir sterotip dan klise,
3.
Peduli akan peraturan eksternal,
4.
Bertindak dengan motifdangkal (untuk memperoleh pujian),
5.
Menyamakan diri dalam ekspresi emosi,
6.
Kurang intropeksi,
7.
Perbedaan kelompok didasarkan atas cirir-ciri eksternal,
8.
Takut tidak diterima kelompok,
9.
Tidak sensitif terhadap keindividualan, dan
10.
Merasa berdosa jika melanggar aturan.
4.
Tingkat sadar diri
Memiliki ciri-ciri yang
meliputi :
1.
Mampu berfikir alternatif,
2.
Melihat harapan dan berbagai kemungkinan dalam
situasi,
3.
Peduli untuk mengambil manfaat dari kesempatan yang ada,
4.
Orientasi pemecahan masalah,
5.
Memikirkan cara hidup,
6.
Penyesuaian terhadap situasi dan peranan.
7.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar